Wednesday, December 30, 2020

Catatanku di Penghujung Tahun 2020

 Sumber gambar : www.canva.com

               Kulangkahkan kaki dengan kemantapan hati berharap atas rida Ilahi. Kali ini aku berkomitmen dengan hati untuk mantap melangkah. Kugali segala lini konsekuensi. Menyadarkanku akan realita bahwa mimpi tak seindah ekspektasi. Ada medan yang perlu kudaki. Oleh karenanya, semua rintangan aku genggam. Kulepaskan satu persatu mengiringi langkah kaki. Rintangan tak membuatku takut karena penakut berproses mengejar mimpi itu pengecut. Belum berjuang sudah kalah dahulu. Dikalahkan oleh interpretasi dan persepsinya sendiri. Ada rintangan sangat wajar karena untuk mewujudkan cita atas dasar cinta kepada Tuhan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Setidaknya ada pembuktian cinta.

               Selama aku menuntut ilmu umum di lembaga pendidikan formal aku tak menemukan kelezatan menuntut ilmu layaknya menuntut ilmu agama. Walaupun belajar ilmu agama tak paham diawal tetapi, akan paham dengan sendirinya dan membuat diri lebih nyaman dengan Tuhan. Aku berusaha mengamalkan sedikit ilmu yang kudapat. Menambah rasa cintaku kepada-Nya.

               Di penghujung tahun ini,  ada sesuatu yang membuka pikir dan hatiku bahwa segalanya harus digantungkan kepada Tuhan baik menuntut ilmu, bekerja, meraih cita hingga bercinta. 

               Aku mulai membebaskan pikir dan hatiku untuk selalu mengingat-Nya, mengharap rida, bimbingan-Nya agar aku tidak tersesat di muka dunia, mengakhiri perjalanan tepat pada waktunya dan selamat sampai tujuan.

               Tidak hanya aku, kurangkul teman, saudara, keluarga bersama-sama meniti langkah keridaan agar ketika ruh telah sampai pada kerongkongan dan waktu tinggal berdetik, Tuhan menurunkan belas kasih-Nya, meninggalkan dunia dengan hati yang tenang, asyik bercumbu dengan-Nya.

               Di penghujung tahun ini,  aku menemukan arti cita dan cinta sejati. Semoga Tuhan memantapkan hatiku. 

               Cita, sejak kecil  citaku menggantung, tak ada makna, tak tentu, tak jelas, bergonta-ganti. Beranjak dewasa, akhir tahun ini atas perjalanan waktu memupuk pengalaman, mendapati orang-orang baru, aku sadar bahwa ketidakjelasan citaku yang dahulu dipengaruhi oleh minimnya pengetahuan tentang hakikat ilmu dan etika menuntut ilmu. Detik ini aku merajut cita baru dengan kemantapan hati dan berharap petunjuk-Nya.  Sehingga membuatku ringan melangkahkan kaki tuk meraihnya, mewujudkannya, menjadikannya realita.

               Cinta Sejati, dahulu aku fanatik, anti cinta kepada lawan jenis (perihal pasangan hidup), yang kutahu pasangan hidup akan datang sendiri dengan tak perlu mempeributkan dan memaknainya. Setiap ada cinta sesosok pria yang datang, aku menangkisnya, menghindari, bersikap cuek dan bodoh amat (tak peduli) dengan perasaannya. Beranjak dewasa, di akhir tahun ini aku menemukan satu titik pemaknaan tentang cinta. Dimana bahwa cinta sungguh luar biasa, dengan cintaku kepada seseorang yang jauh disana, tak tahu rimbanya, tak ada dimuka, membuatku semakin dekat dengan-Nya, membuatku lebih terbuka menerima orang baru yang bisa aku dapati pelajaran dalam dirinya. Aku juga tidak mudah bawa perasaan dengan orang lain karena dari sini aku selalu memandang pasti ada maksud baik dalam dirinya (berpikir positif) Aku menjaga cinta agar tetap dalam fitrahnya teruntuk seseorang yang dirahasiakan-Nya. Ketika aku mencintai seseorang dalam diam karena kelebihan dan keistimewaanya. Diam-diam aku mencuri kelebihan dan keistimewaannya kemudian kutambahkan kelebihan dan keistimewaan seseorang itu ke dalam lantunan bait-bait doaku agar lengkap sudah kriteria pasangan hidup yang kupintakan pada-Nya. 

               Cita dan cinta sebagai alatku untuk mendapat keridaan-Nya. Cita dan cinta kugantungkan kepada-Nya, menghilangkan kebodohan dan melemahkan nafsu. Maka aku rela atas segala konsekuensinya karena bagiku ketenangan hati mengingat-Nya jauh lebih istimewa, tanpa ada batasan, kapanpun dan dimanapun.

               Di penghujung tahun ini,  kuucapkan terimakasih atas waktu yang menghadirkanku kebahagiaan, kebanggaan dan linangan air mata. Terimakasih kepada waktu telah memberiku kesempatan berbuat baik, kebermanfaatan, menuntut ilmu dan berbenah. Semoga tahun yang akan datang waktu masih memberiku kesempatan kembali. Membuatku lebih mantap menjalani hari, fokus dengan tujuan hidup dan setia dengan hati yang selalu mengingat-Nya.




Happy New Year 2021, 🎊

Semoga segala mimpi terealisasikan,😊

Jangan sampai didahului ajal.🙏😇

No comments:

Post a Comment