Tuesday, March 2, 2021

Keluarga ialah Madrasah Utama Anak

 

Ilustrasi keluarga
Sumber foto : www.google.com

Manusia pertama kali terlahir di dunia tidak memiliki siapa-siapa, kecuali keluarga. Secara de facto ia menjadi anak dari seorang wanita yang melahirkannya, pasangan wanita ini, pun menjadi anggota baru dalam keluarga keduanya. Dibuatkanlah akte kelahiran, maka secara de jure ia resmi menjadi anak keduanya. Dibuatkanlah Kartu Keluarga (KK), maka secara de jure pula resmi menjadi anggota keluarga.

Keluarga ialah madrasah utama anak, sejak dari buaian hingga menemui ajal, menjalani kehidupan dengan pendidikan. Belajar tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, berlari, berbicara, menangis, makan, minum, mandi, semua ini ialah proses yang kita lalui untuk tumbuh. Proses tersebut mendidik kita menjadi dewasa dan matang baik dari segi fisik maupun psikis.

Tentunya, peran keluarga sangat penting terhadap pendidikan anak karena keluarga ialah role mode bagi anak. Apabila orang tua menginginkan anak melakukan perintahnya, sebaiknya orang tua lebih dulu melakukan apa yang diperintah, telah  mencontohkannya dalam kehidupan sehari-hari karena anak selalu melihat, menangkap dan memahami setiap sikap dan perilaku orang tua. Lambat laun anak mengikuti sikap dan perilaku orang tua yang menurutnya baik atau berguna baginya. Maka dari itu sikap dan perilaku orang tua juga perlu diperhatikan dalam mendidik anak. Sikap dan perilaku anak sesuai didikan orang tua, pola asuh orang tua. Bagaimana pola asuh orang tua? Apakah otoriter (terpusat pada harapan orang tua), permisif (terpusat pada harapan anak, memanjakan anak) atau justru demokratis (terbuka dan bijaksana)? Pilihan ketiga lebih baik bukan? Pola asuh demokratis dapat diterapkan dengan mengetahui kelebihan dan keterbatasan anak, orang tua menjadi pendengar yang baik bagi anak, memberikan aturan kepada anak tetapi juga menuruti kemauan anak, jika kemauan anak tidak baik, maka orang tua mengarahkannya.

Mendidik anak tidak mudah pun tidak sulit, hanya dengan hati yang tulus orang tua mampu mendidik anak. Ada hal-hal yang memang di luar kendali orang tua misalnya, harapan masa depan, pasangan anak, pergaulan anak. Orang tua sekedar mengarahkan, memberi gambaran yang tepat.

Dari beberapa macam pendidikan, sejatinya pendidikan yang sangat berpengaruh bagi keberhasilan anak baik pencapaian dari segi materi maupun nonmateri ialah pendidikan spiritual karena dengan pendidikan spiritual, kecerdasan spiritual akan tajam. Kecerdasan spiritual ini akan menjadi bekal anak tumbuh dan berkembang, mampu mengimbanginya dengan kecerdasan yang lain misalnya, intelektual, emosional dan kreativitas. Selain itu, mencetak anak yang berbakti kepada orang tua dan bermanfaat bagi orang lain. Penanaman pendidikan spiritual dapat dilakukan keluarga sejak anak dibuaian karena baik buruknya anak tergantung didikan keluarga.

 

Kediri, 20 Februari 2021

 

Referensi :

Filsafat Pendidikan oleh Suparlan Suhartono, M. Ed, Ph. D.

Catatan Seorang Konselor, Sekolah Menjadi Orang Tua oleh Ani Christina

No comments:

Post a Comment